PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU DI SDN MARON WETAN 2
Dosen Pembimbing :
Ike Kusdyah Rachmawati SE,MM
Disusun Oleh :
TOMY DWI RIFALDIANTO
14101263
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ASIA MALANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .
Kinerja merupakan salah satu bagian penting dalam organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan optimal. Untuk menyelasaikan tugas atau pekerjaan seseorang diperlukan kemauan dan kemampuan tertentu. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah Kompensasi dalam rangka menghargai dan memotivasi karyawan agar lebih giat dan termotivasi demi mencapai tujuan organisasi.
Sektor ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan saling menunjang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu Negara bisa maju dengan pesat apabila tingkat pendidikan masyarakat di suatu Negara tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan begitu pentingnya arti dan manfaat pendidikan bagi suatu Negara terutama sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, sehingga banyak para ahli ekonomi yang mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, agar hasil pendidikan memberi kontribusinya terhadap sektor pembangunan, maka pendidikan harus mendapat perhatian serius dan sungguh-sungguh. Karena pada saat inilah kesempatan kita yang paling tepat untuk membekali diri dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Sehingga kualitas sumber daya manusia tersebut diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya, berperan aktif dalam pembangunan serta mampu berkompetisi dengan negara lain.
Fatah (2000:108), menyatakan “biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung”. Biaya pendidikan memberikan pengaruh yang positif melalui faktor kepemimpinan dan manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam meningkatkan pelayanan pendidkan melalui peningkatan mutu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Kepemimpinan, manajemen dan tenaga kependidikan merupakan suatu sistem yang sangat terkait yang tidak dapat dipisahkan. Karena kepemimpinan merupakan pemberi arah, pengendali, serta penentu terhadap tujuan dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan karyawan dalam melakukan tugas dan pekerjaannya. Sedangkan manajemen adalah pengatur terhadap segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan karyawan (guru), baik dalam menentukan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian sampai pada pengevaluasian kegiatan belajar mengajar. Dalam era otonomi daerah dan semakin meluasnya arus globalisasai, fungsi pendidikan sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sangat strategis. Keberhasilan proses pendidikan sebagai suatu sarana pengembangan SDM untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan globalisasi dunia sangat bergantung pada kualitas komponen pembentuk sistem pendidikan itu sendiri. Komponen sistem yang menentukan dan sangat besar peranannya adalah guru.
Guru adalah profesi yang menempati posisi terdepan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat luas. Baik dari kalangan pendidikan itu sendiri maupun masyarakat kalangan non pendidikan. Yang menjadi permasalahan yang tak henti-hentinya untuk bahan pembicaraan adalah hal-hal yang berkaitan loyalitas pengabdian guru, totalitas, dedikasi dan kinerja guru.
Kinerja karyawan khususnya guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidik (Guru) memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang besar terhadap keberhasilan peserta didik. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah perangkat kurikulum, dukungan masyarakat, dukungan orang tua, faktor siswa itu sendiri, faktor kepala sekolah, motivasi, kompensasi, faktor pendidikan guru tersebut dan faktor sarana prasarana sekolah. Wibowo (2008:7) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja terdiri dari proses keseluruhan dalam rangka pencapaian kerja, tercakup di dalamnya adalah hasil kerja yang dicapai, proses dalam malakukan pekerjaan mulai dari apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan hingga hasil pekerjaan yang telah diselesaikannya.
Motivasi adalah salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Motivasi, merupakan hal-hal yang menyebabkan, menyatukan, serta memperhatikan orang berperilaku tertentu. Motivasi mempunyai sifat yang tidak akan lepas dari sifat manusia itu sendiri dimana manusia secara individual kualitas diri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Motivasi menjadi aktualisasi seseorang karyawan untuk meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu motivasi ini merupakan subyek yang paling penting bagi manajer, karena manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Salah satu faktor yang dapat menumbuhkan motivasi kerja pada diri karyawan adalah faktor pemberian kompensasi, pekerjaan yang berarti, organisasi yang relevan dan lain-lain.
Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), karena Kompensasi membantu dalam memberi penguatan terhadap nilai-nilai kunci organisasi serta memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi adalah suatu bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.
Menurut Handoko (2003:118), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Melalui kompensasi karayawan dapat meningkatkan kinerja, motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya. Adanya kompensasi yang memadai dapat membuat karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik, mencapai prestasi seperti yang diharapkan perusahaan, dan dapat meningkatkan tingkat kepuasan karyawan. Adanya sistem kompensasi dapat memotivasi para karyawan untuk bias meningkatkan/menurunkan pertisipasi kerja para karyawan. Kompensasi yang mereka terima mencerminkan ukuran dari apa yang telah mereka lakukan/berikan kepada perusahaan sehingga hal ini berhubungan dengan nilai karya bagi perusahaan. Dengan demikian apabila pemberian kompensasi yang mereka terima tidak sesuai dengan karya mereka, maka hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Jika terjadi ketidakpuasan dalam pemberian kompensasi merupakan hal yang wajar apabila para anggota organisasi menyatakan keinginan untuk memperoleh imbalan yang bukan saja jumlahnya lebih besar, akan tetapi juga lebih adil”. Pemberian kompensasi yang dilaksanakan secara benar akan dapat memuaskan dan memotivasi karyawan guna mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan dalam pekerjaan para karyawannya sangat tergantung pada pemberian kompensasi dan motivasi terhadap karyawan dan partisipasi karyawan dalam organisasi yang merupakan hasil usaha dan pengembangan diri karyawan. Keberhasilan dalam organisasi juga ditentukan oleh kemampuan kerja para karyawan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Guru”.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakanh yang telak diuraikan, yang dapat di rumuskan sebgai permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja guru SDN Maron Wetan 2?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru SDN Maron Wetan 2?
3. Apakah kompensasi dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru SDN Maron Wetan 2 ?
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru
3. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi secara simultan terhadap kinerja karyawan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kompensasi
Menurut Hasibuan S.P (2007; 118) mengemukakan kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan / pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan atau organisasi. Adapun kompensasi yang berbentuk uang artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan/ pegawai yang bersangkutan. Tujuan Kompensasi menurut Malayu Hasibuan (2010:121) antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah.
2. Motivasi
Motivasi adalah faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan jiwa dan sikap mental seorang manusia yang memberikan energi, mendorong kegiaatan dan mengarah kepada perilaku untuk mencapai kebutuhan yang memberikan suatu kepuasan. Kebutuhan tersebut dapat timbul akibat dari hubungan antar manusia yang dalam hal ini lebih ditekankan pada suatu hubungan yang terjai didalam proses produksi.
3. Kinerja
Kinerja adalah evaluasi kinerja sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang diperlukan menurut Ike Kusdyah Rachmawati (2008:123).
B. Penelitian Terdahulu
Adapun landasan penelitian terdahulu dan landasa teori yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar padoman dan rujukan adalah sebagai berikut
Anoki Herdian Dito (2010) dengan judul “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening”. Program Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan motivasi sebagai variabel intervening. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga. Jumlah sampelnya 57 responden dengan menggunakan metode simple random sampling. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji model, analisis regresi linier dan intervening.
Tabel 2.1
Nama Peneliti dan Tahun
|
Judul Penelitian
|
Populasi dan Sampel
|
Alat Analisis
|
Hasil Penelitian
|
Anoki Herdian Dito (2010)
Program Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro
|
Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening
|
Populasi :
Seluruh karyawan
Sampel :berjumlah 57 orang
|
Analisis regresi linier dan intervenig
|
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) uji-t yang dilakukan dan hasil analisis regresilinier 1 di atas dapat diketahui bahwa Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi dan pada hasil analisis regresi linier 2 diketahui bahwa Kompensasi dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Dan berdasarkan
(2) uji mediasi (intervening) sehingga diketahui bahwa varibel motivasi mampu menjadi variabelintervening oleh karena perhitungan standardized coeffients untuk pengaruh tidak langsung kompensasi terhadap kinerja melalui motivasi kerja lebih besar dibanding pengaruh secara langsung kompensasi terhadap kinerja.
|
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai variabel-variabel yang akan diamati oleh peneliti. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir. Adapun kerangka pemikiran dalam penyusunan proposal metode penelitian ini dapat digambarkan dalam model sebagai berikut
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Kajian Empiris
1. Anoki Hardian Dito (2010) dengan judul “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening”
|
Kajian Teori:
1. Variabel
a. Kompensasi, Hasibuan S.P (2005: 118), Melayu Hasibuan (2010:121)
b. Motivasi, (Masrukin dan Waridin, 2004)
c. Kinerja, Ike Kusdyah Rachmawati (2008:123
|
Latar Belakang
|
Rumusan Masalah
|
Tujuan Penelitian
|
Hipotesis
|
Teknik Analisa
|
Kesimpulan
|
2.4 Kerangka Konseptual
MOTIVASI
(X2)
|
KOMPENSASI
(X1)
|
KINERJA GURU
(X1)
|
Keterangan :
Dari gambar diatas kerangka pemikiran dapat dilihat bahwa variabel (X) yang terdiri Kompensasi (X1), Motivasi (X2) yang merupakan variabel bebas akan mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu kinerja guru SDN Maron Wetan 2
D. Hipotesis
Menutut Sugiyono (2012:84) Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementera terhadap penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
H1 : Diduga ada pengaruh antara Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Maron Wetan 2
H2 : Diduga ada pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Guru Maron Wetan 2
H3 : Diduga ada pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru Maron Wetan 2
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain riset kausal atau sebab akibat yang berguna untuk menganalisa hubungan – hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2011:37). Hubungan kausal merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat yaitu antara variabel–variabel bebas (X) Kompensasi dan motivasi kerja terhadap variabel terikat (Y) Kinerja Guru Maron Wetan 2. Dengan cara menyebar kuisioner dan menganalisis menggunakan data kuantitatif melalui proses Microsoft Excel dan program SPSS versi 23.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru di SDN Maron Wetan 2.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan dimbil (Notoatmojo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah semua guru yang bekerja di SDN Maron Wetan 2.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Aalasan mengabil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadian sampel penelitian semuanya (Sugiyono,2007)
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah mendapatkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur-literatur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek peneltian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan menganai masalah yang sedang dibahas.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini menulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan yaitu melalui observasi dan wawancara.
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Adapun jenis observasi yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan guna mengetahui tujuan penelitian ini adalah observasi aktivitas kerja karyawan,
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakunan oeh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dalam bentuk wawancara bebas terpimpin yaitu dalam melaksanakan wawancara peneliti membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan yang selanjutnya pertanyaan tersebut diperdalam.
D. Metode Analisis Sampel
Dimana :
Pengujian realiabilitas dapat menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut
:
Dimana :
Jika nilai alpha >
0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha
antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka
reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha
rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel
1.
Uji Instrumen
Penelitian
a.
Uji Validitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Adapun uji
validitas yang menggunakan rumus korelasi Product
Moment menurut Arikunto (2005:72) adalah sebagai berikut :
Apabila nilai r sudah
ditemukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan antara hasil nilai r yang
terdapat pada tabel nilai kritis. Sebuah item pertanyaan dikatakan valid jika
nilai korelasinya lebih besar dari nilai korelasi tabel pada tingkat
signifikan, umumnya 5%.
2.
Uji
Reliabilitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Varian Inflation Factor (VIF). Bila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya di atas 0,1 atau 10 % maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2005).
2. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians, dari satu pengamatan yang lain. Jika varians dan residual dari satu pengamatan dari pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat digunakan metodegrafik Scatterplot yang dihasilkan dari output program SPSS versi 17. Apabila gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar bak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regregi (Ghozali, 2005).
3. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2011:160) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal.Uji Normalitas. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.Uji normalitas dapat dilihat dari Normal Probability Plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data-data yan akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya maka menunjukkan pola disribusi normal.Apabila data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya maka menunjukkan pola distribusi tidak normal.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah suatu metede analisis yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antar variabel bebas Motivasi (X1) Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati Ike Kusdyah, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Gurinto, Bambang dan Waridin, 2005, Pengaruh Persepsi Karyawn Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja, JRBI, Vol 1, No 1, Hal : 63-74.
Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Karyawan Pada Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan Perusahaan Bisnis. Empirika.Vol 15. No 2. Hal: 116-138.
Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan Dan Faktor Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi. No 9. Hal: 106-115.
Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai. EKOBIS. Vol 7. No 2. Hal: 197-209.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Kedua. Alfabeta, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar